Friday, October 26, 2018

                                                                


   Hukum Menuntut Ilmu dalam Islam

Dalam kehidupan manusia ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan hal tersebut bukan lagi merupakan suatu rahasia. Sedemikian pentingnya ilmu bagi manusia khususnya umat muslim, seseorang akan tidak senang jika ia disebut tidak memiliki ilmu atau bodoh. Ilmu dapat membuat seseorang menjadi mulia dan dihormati. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib bahwa seseorang yang memiliki cukup ilmu akan merasa dimuliakan dan sementara mereka yang tidak memeiliki ilmu dan tidak mengetahui apapun akan merasa tercela dan hal tersebut akan membuat seseorang merasa bodoh. Dengan kata lain, ilmu akan membuat seseorang mulia ditengah pergaulan dalam islam pada khususnya.

ads
Pengertian Ilmu
Dalam bahasa Arab kata Ilmu itu sendiri berarti mengetahu dan merupakan lawan kata jahlu yang artinya tidak tahu atau bodoh. Sedangkan menurut Istilah Ilmu atau yang lebih utama di sini adalah Ilmu syar’i adalah ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala turunkan kepada rasul Nya atau dengan kata lain Ilmu yang menyangkut Alqur`an dan hadits.
Meskipun demikian tidak berarti bahwa ilmu yang lain tidaklah penting atau dianggap dalam islam. Ilmu-ilmu yang ada dalam kehidupan manusia juga dapat dikatakan bermanfaat apabila ilmu tersebut menuntun manusia untuk lebih taat dan beriman kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah SWT). Ilmu akan membuat seseorang mengetahui berbagai macam perkara dan menjauhkannya dari kebodohan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini
“Katakan: “Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?” (Az Zumar : 9)
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS: Al Isra’ : 36)
Ayat-ayat yang disebutkan diatas menunjukkan tentang kewajiban menuntut ilmu. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap mukmin”

Hukum Menuntut Ilmu

Adapun hukum menuntut ilmu dalam islam diantaranya adalah :
1. Fardlu ‘ain
Menuntut ilmu hukumnya menjadi fardlu ‘ain atau wajib dilakukan oleh setiap muslim, terutama jika hal tersebut diperlukan agar umat muslim dapat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Misalnya ilmu tentang ibadah yang menyangkut cara menunanaikan shalat wajib (baca keutamaan shalat dhuha), puasa ramadhan (baca puasa sunnah dan keutamaan puasa daud), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima zakat dalam islam) haji dan lainnya.
Ilmu tersebut menjadi wajib diketahui karena tanpa adanya pengetahuan dan ilmu tentang ibadah-ibadah tersebut, tidaklah sah ibadah seseorang (baca hal-hal yang menghapus amal ibadah dan hal yang penyebab amal ibadah ditolak). Dengan demikian menuntut ilmu wajib dilakukan, adapun para orang tua sebaiknya menanamkan ilmu agama pada anaknya sejak usia dini dan mengerti pentingnya pendidikan anak dalam islam (baca cara mendidik anak dalam islam dan cara mendidik yang baik menurut islam)
2. Fardlu kifayah
Pada mulanya hukum menuntut ilmu adalah fardlu kifayah. Namun jika sudah ada sebagian orang yang mengerjakan atau menuntut ilmu tersebut maka bagi yang lain hukumnya sunnah. Hal-hal lain dalam agama islam dan kewajiban menuntut ilmu yang tidak termasuk dalam hukum menuntut ilmu yang bersifat fardlu ‘ain di atas hukumnya adalah fardlu kifayah.

Misalnya dalam menuntut ilmu-ilmu lain diluar ilmu yang menjadi dasar ibadah wajib. Meskipun demikian, jika seseorang menyadari bahwa ia menuntut ilmu yang merupakan fardhu kiyayah, ia tetap mendapatkan pahala dan tentunya mendapatkan ilmu tentang hal yang dipelajarinya misalnya saat mempelajari ilmu Alqur’an (baca manfaat membaca Alqur’an).

Pentingnya Menuntut Ilmu

Hukum menuntut ilmu adalah wajib bagi umat islam dan adapun beberapa hal yang menjadi landasan pentingnya menuntut ilmu adalah sebagai berikut :
  1. Perintah Membaca dari Allah SWT
Pentingnya menuntut ilmu adalah seperti yang difirmankan oleh Allah SWT saat menurunkan ayat Alqur’an yang pertama dan di awali dengan kata “bacalah”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa membaca, dan menuntut ilmu sangat penting bagi umat islam baik bagi pria maupun wanita.
2. Orang berilmu memiliki kedudukan yang mulia
Orang berilmu atau ulama memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW :
“Saya mendengar Rasulullah _ berkata: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan menyiapkan jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi hingga ikan-ikan di laut yang terdalam. Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah adalah seperti kelebihan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar juga tidak dirham namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh ia mendapatkan keberuntungan yang besar.”
3. Menuntut ilmu sama seperti berjihad
Islam juga menekankan betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia diantaranya seperti yang dijelaskan dalam QS. al-Taubah ayat 122, Allah swt. berfirman:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa meskipun kewajiban jihad penting dalam islam, orang yang berjihad tetaplah harus menuntut ilmu atau jika sebuah golongan akan berperang hendaknya mereka menyisakan beberapa orang untuk tetap tinggal dan tidak ikut berjihad melainkan untuk menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi berikutnya.

Orang yang memiliki ilmu atau ahli ilmu lebih tinggi derajatnya dengan orang yang ahli ibadah karena saat mencari ilmu seseorang juga dianggap sedang melaksanakan jihad.
4.Perintah Menuliskan ilmu
Pentingnya menuntut ilmu juga disuratkan dalam QS Al-Qalam ayat 1 dan 2 dimana Allah SWT bersumpah demi pena. Ayat tersebut menganjurkan pada manusia bahwa saat mencari dan menuntut ilmu, orang-orang beriman sebaiknya menuliskan ilmu tersebut dengan menggunakan pena saat bermuamalah agar ilmu tersebut tidaklah hilang dan dapat diteruskan bagi generasi selanjutnya untuk dipelajari dikemudian hari.
Demikian hukum menuntut ilmu dan pentingnya menuntut ilmu yang perlu kita ketahui sebagai umat islam. Semoga bermanfaat..






                                                              HORMATI GURU


sumber foto: alasantri.com
Adalah Sawad bin Ghaziyyah, sahabat yang keluar dari barisan saat perang Badar. Mengetahui hal ini, Nabi kemudian memukulnya dengan tongkat dan berkata, kembalilah ke dalam barisan wahai Sawad. Meski dalam rangka menegur dan mengingatkan, namun tongkat Nabi tepat mengenai perut Sawad. Siapa sangka, bukannya langsung kembali, Sawad justru berkata, engkau telah menyakiti diriku wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bukankah engkau diutus untuk kebenaran dan keadilan. Maka, izinkanlah aku untuk membalas dirimu.
Nabi langsung membuka bajunya sembari berkata, balaslah aku wahai Sawad. Seketika itu pula Sawad bin Ghaziyyah langsung memeluk Nabi dan mencium tubuh mulia beliau. Kamudian Nabi berkata, apa yang membuatmu seperti ini? Dengan sangat hati-hati Sawad menjawab. Di akhir hayatku, aku ingin kulitku dapat bersentuhan dengan kulitmu yang mulia ya Rasul. Akhirnya Nabi mendoakan kebaikan untuk Sawad bin Ghaziyyah.
Merupakan kewajiban bagi pemimpin perang untuk menegur dan mengingatkan pasukannya saat satu diantara mereka melakukan kesalahan. Misalnya keluar dari barisan saat perang tengah berlangsung.
Di abad milenial sekarang ini, guru adalah panglima perang dalam melawan kebodohan. Sebagai panglima, ia wajib menegur dan mengingatkan pasukannya (peserta didik) saat satu diantara mereka tersalah. Misalnya mulai malas untuk belajar. Dalam perang, ini adalah kondisi dimana kita lengah terhadap serangan musuh. Hasilnya, jelas kita akan kalah. Mengikuti perkuliahan tanpa sebelumnya membaca materi yang akan dipelajari. Ini sama dengan nekat mengikuti peperangan tanpa persiapan terlebih dahulu. Jika dilakukan, kita akan gugur di tengah pertempuran. Suka tidak suka, pasti akan gagal studi. Untuk menghindari kemungkinan buruk seperti ini, seorang pendidik harus tekun menegur dan mengingatkan pasukannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Meski memukul dalam rangka menegur, Nabi tetap sadar bahwa yang dilakukan telah menyakiti orang lain. Karenanya, saat Sawad bin Ghaziyyah meminta izin untuk membalas, dengan ikhlas Nabi memberikan tubuhnya. Seperti itu pula lah semestinya sosok seorang guru sebagai panglima perang dalam melawan kebodohan. Guru harus memiliki sikap terbuka terhadap kritik dan saran. Kita harus ikhlas menerima balasan apapun dari setiap perbuatan kita. Meski niat kita baik, namun karena satu dan lain hal, belum tentu akan dinilai baik pula menurut orang lain. Menegur dan mengingatkan untuk kebaikan semestinya dilakukan dengan cara yang baik pula. Amar ma'ruf seharusnya dilakukan dengan cara yang ma'ruf. Sementara nahi munkar jangan sampai dilakukan dengan cara yang munkar. Apalagi sampai menyebabkan kemunkaran yang lebih parah.
Sebagai murid, kita juga perlu belajar dari sikap Sawad kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ikhlas menerima teguran dan nasihat yang diberikan oleh guru. Kita harus yakin bahwa yang dilakukan guru adalah yang terbaik untuk kita. Ungkapan Sawad kepada Nabi yang sekilas seperti menuntut balas, sejatinya hanya siasat untuk dapat mengekspesikan cintanya kepada beliau. Terbukti ketika kesempatan itu benar-benar diberikan, ia tak membalas sedikitpun. Bahkan, ia justru memeluk dan mencium perut mulia Nabi Muhammad saw.
Bahwa usaha tak pernah mengkhianati hasil memanglah benar adanya. Namun akhlak dan penghormatan siswa kepada guru juga merupakan faktor penting dalam menentukan kesuksesan. Sehebat apapun pasukan perang, jika tidak patuh dengan panglimanya, niscaya akan gugur di medan pertempuran. Sebaliknya, meski tak bisa apa-apa. Namun selalu rajin belajar, patuh dan hormat kepada guru, mencintainya setulus hati. Maka tidak mustahil kita akan menjadi orang hebat di kemudian hari. Percayalah, setiap guru selalu mendoakan siswanya agar menjadi pribadi hebat yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama. Persis seperti Nabi mendoakan kebaikan untuk Sawad bin Ghaziyyah meskipun ia telah melakukan kesalahan.

Semoga bermanfaat
Pekanbaru, 04/02/2018


                  Melupakan Masa Lalu

Pertanyaan :
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya hanya ingin bertanya dan mencari solusi hidup yang baik. Saya memiliki masa lalu yang buruk. Kalau saya ingat dengan masalah saya yang dulu-dulu rasanya putus asa. Kalau rasa penyesalan itu datang terkadang saya sampai menyakiti diri saya sendiri. Bagaimana cara  melupakan masa lalu agar saya bisa hidup lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
AT
Sumut
Jawaban :
Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
AT yang baik,
Masa lalu merupakan lembaran kehidupan yang sejatinya sudah berakhir. Hanya saja terkadang memang sulit untuk dilupakan. Sebagian dari kita bisa jadi memiliki masa lalu yang buruk. Memikirkan masa lalu yang buruk berkepanjangan, akan berdampak buruk pada diri kita sendiri. Kita akan semakin jauh berpikir ke dalam dunia masa lalu, yang terkadang akan membuat diri kita tertekan dan takut untuk bergerak lebih menuju masa depan. Jika itu masa lalu yang buruk maka semestinya dilupakan, diambil pelajaran, dan hikmahnya. Berusahalah untuk memperbaikinya dan jangan sampai terulang kembali.
AT  yang baik,
Keputusasaan akan mendatangkan kesia-siaan, bukan perubahan ke arah yang lebih baik. Orang yang putus asa biasanya tidak akan berbuat apa-apa. Putus asa dalam menjalani kehidupan ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Kita mesti selalu optimis dengan apa yang kita hadapi. Seorang mukmin semestinya memiliki sikap seperti yang digambarkan Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin ini, bahwa urusannya itu semuanya ada kebaikannya, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan, ia bersyukur dan itu adalah suatu kebaikan baginya; dan jika mendapatkan musibah ia sabar dan itu pun satu kebaikan baginya”. (HR. Muslim)


AT yang baik,
Untuk melupakan masa lalu, cobalah jangan  banyak berpikir ke belakang. Sesekali teringat mungkin saja, tapi jangan kemudian dipikirkan terlampau dalam, karena akan membuat Anda hanyut sehingga masa lalu yang buruk akan teringat kembali. Masa lalu dapat bermanfaat apabila kita dapat mengambil pelajaran. Hadapi saja, dan jangan pernah takut karena sesuatu yang buruk telah meninggalkan bekas yang begitu dalam pada diri Anda. Ketakutan hanya akan mengurung Anda dalam trauma berkepanjangan, dan akan membuat Anda pesimis dalam memandang dan menjalani hidup. Masa depan adalah masa yang akan Anda lewati. Yakin dan berharap disertai doa. Syukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dan terus berdoa agar diberikan kekuatan, kesabaran dan keberkahan dalam menjalani kehidupan ini.
AT yang baik,
Berprasangka baiklah pada Allah SWT. Allah sudah berjanji bahwa Dia tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Jika Dia menguji kita, maka itu artinya Dia masih sayang kita. Apa yang menurut kita baik belum tentu menurut pandangan-Nya baik, begitu pula sebaliknya. Selain itu, semakin mendekatlah pada Allah.  Salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri pada Allah adalah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Misalnya dengan melakukan shalat tahajud setiap malam. Pada saat itu Anda akan merasa sangat dekat dengan Allah. Dalam suasana sepi dan tenang Anda dapat mengungkapkan segala keinginan serta perasaannya pada Allah SWT. Saat itu juga merupakan waktu yang baik untuk memohon pada Allah SWT
“Tak  henti-hentinya seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan perbuatan sunnah-sunnah nafilah, hingga Aku mencintainya. (HR. Bukhari)
“Jika seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta. Jika ia mendekatiku sehasta, Aku mendekatinya sedepa. Jika ia datang kepadaku dengan berjalan, Aku mendekatinya dengan berlari”. (HR. Bukhari).

        MENGHORMATI ORANG TUA


                 


 
Jawaban:
Menghormati ayah dan ibu bisa dengan jalan menunjukkan penghormatan dalam kata-kata dan perbuatan. Di dalam hati, kita harus tetap bersikap menghargai posisi mereka.

Kata Yunani yang dipakai untuk menghormati berarti “memuja, menjunjung dan menghargai." Menghormati itu berarti menunjukkan respek bukan saja karena jasa, namun juga karena kedudukan. Misalnya, sebagian orang Amerika mungkin berbeda pendapat dengan keputusan Presiden, namun mereka masih tetap menghormati posisinya sebagai pemimpin negara.

Demikian pula anak berumur berapa pun harus menghormati orangtua mereka, tanpa memandang apakah orangtua mereka “layak” dihormati atau tidak.

Allah menasihati kita untuk menghormati ayah dan ibu. Dia begitu menghargai penghormatan kepada orangtua sampai mencantumkannya dalam Sepuluh Hukum (Keluaran 20:12). Di dalam Perjanjian Baru juga dikatakan: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu—ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi” (Ef 6:1-3).

Menghormati orangtua itu satu-satunya perintah di dalam Alkitab yang menjanjikan umur panjang sebagai hadiah. Mereka yang menghormati orangtuanya akan diberkati (Yeremiah 35:18-19).

Sebaliknya, mereka yang “pikirannya terkutuk” dan tidak beribadah pada akhir zaman akan diwarnai dengan ketidaktaatan kepada orangtua (Roma 1:30, 2 Timotius 3:2).

Salomo, orang yang paling bijak, menasihati anak-anak untuk menghormati orangtua mereka (Amsal 1:8; 13:1; 30:17). Meskipun kita mungkin tidak lagi secara langsung berada di bawah otoritas mereka, kita tidak bisa lepas dari perintah Allah untuk menghormati orangtua kita.

Bahkan Yesus, Anak Allah, tetap menundukkan diri-Nya kepada kedua orangtua-Nya di bumi (Lukas 2:51) dan kepada Bapa Surgawi-Nya (Matius 26:39). Dengan meneladani Kristus, kita harus memperlakukan orangtua kita sama seperti kita menghampiri Bapa surgawi kita dengan hormat (Ibrani 12:9; Maleakhi 1:6).

Sudah jelas bahwa kita diperintahkan untuk menghormati orangtua kita, namun bagaimana caranya?

Hormati mereka, baik dengan perbuatan dan sikap kita (Markus 7:6). Hormati hasrat mereka, baik yang diungkapkan maupun yang tidak. “Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan” (Ams 13:1).

Yesus mengingatkan orang-orang Farisi akan perintah Allah untuk menghormati ayah dan ibu mereka. Mereka menaati hukum Taurat, namun mereka menambahkannya dengan tradisi mereka sendiri, yang pada akhirnya itu yang malah dianggap lebih penting dari Taurat.

Sekalipun, secara kata-kata mereka menghormati orangtua mereka, tindakan mereka sehari-hari menunjukkan motif mereka yang sebenarnya. Penghormatan itu harus lebih dari sekedar basa basi.

Kata "menghormati” dalam bagian ini adalah kata kerja, dan itu berarti membutuhkan tindakan yang benar.







Kita harus berusaha menghormati orangtua kita, sama seperti kita berusaha memuliakan Allah – dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Untuk anak yang masih kecil, perihal menaati dan menghormati orangtua juga berlaku. Itu berarti termasuk mendengar, memperhatikan dan tunduk kepada otoritas mereka.

Setelah anak menjadi dewasa, ketaatan yang mereka pelajari sebagai anak akan menjadi bekal dalam menghormati pihak-pihak yang berwenang, seperti pemerintah, polisi dan majikan.

Sekalipun kita diminta menghormati orangtua, itu tidak termasuk meniru sikap mereka yang salah. misal tidak beribadah (Yehezkiel 20:18-19). Kalau orangtua sampai mengajari anaknya melakukan sesuatu yang jelas-jelas bertolak belakang dengan perintah Allah, si anak harus menaati Allah lebih daripada orangtuanya (Kisah Para Rasul 5:28).

Hormat melahirkan penghormatan. Allah tidak menghormati mereka yang tidak menaati perintah-Nya untuk menghormati orangtua mereka. Kalau kita mau menyenangkan Allah dan diberkati, kita harus menghormati orangtua kita.

Menghormati tidaklah mudah, tidak selalu menyenangkan, dan jelas tidak mungkin dengan kekuatan kita sendiri. Namun, menghormati merupakan jalan yang pasti untuk tujuan hidup kita – memuliakan Allah. “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.” (Kol 3:20)







30 AKHLAK TERPUJI






1. Berani dalam segala hal yang positif, baik memperkatakan atau membela kebenaran dalam apa juga keadaan.
2. Adil dalam memutuskan sesuatu tanpa membezakan kedudukan, status sosial ekonomi, mahupun hubungan kekeluargaan.
3. Bijaksana dalam menghadapi dan memutuskan sesuatu.
4. Mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
5. Pemurah dan suka menafkahkan hartanya, baik pada waktu lapang mahupun susah.
6. Ikhlas dalam melakukan setiap amal perbuatan semata-mata kerana Allah.
7. Cepat bertaubat dan meminta ampun kepada Tuhan jika melakukan suatu dosa.
8. Jujur dan benar.
9. Tenang dalam menghadapi pelbagai masalah tanpa berkeluh kesah.
10. Amanah.
11. Sabar dalam menghadapi setiap cubaan atau melaksanakan kewajiban ibadah dan kebaktian kepada Allah.
12. Pemaaf.
13. Penuh kasih sayang dan belas kasih.
14. Lapang hati dan tidak membalas dendam.
15. Selalu optimis menghadapi kehidupan dan penuh mengharap kepada Allah.
16. Menjaga diri dari segala sesuatu yang dapat merosakkan kehormatan dan kesucian diri.
17. Malu melakukan perbuatan yang tidak baik.
18. Rendah hati.
19. Mengutamakan perdamaian daripada permusuhan.
20. Tidak rakus terhadap kehidupan duniawi.
21. Reda atas segala ketentuan yang ditetapkan Allah.
22. Setia terhadap teman, sahabat dan sesiapa saja yang terkait.
23. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan atau musibah yang dijatuhkan dan berterima kasih kepada sesama umat manusia.
24. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
25. Bertawakal setelah segala usaha dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
26. Murah senyuman dan menampilkan wajah yang ceria.
27. Menghormati dan menghargai orang lain.
28. Menjauhi sifat iri hati dan dengki.
29. Rela berkorban demi kepentingan dan kemaslahatan umat manusia dalam membela agama.
30. Sedia terhina, dihina atau rasa seperti dihina padahal sebenarnya diri dalam penghormatan kerana memahami tidak semua manusia lain ditemui itu juga berakhlak mulia.

Tuesday, October 9, 2018

            

AWAS! JANGAN DEKATI ZINA!

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)
Penjelasan makna ayat
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا
Dan janganlah kalian mendekati zina.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini: “Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam rangka melarang hamba-hamba-Nya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya, yaitu larangan mendekati sebab-sebab dan pendorong-pendorongnya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/55)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini di dalam tafsirnya, “Larangan mendekati zina lebih mengena ketimbang larangan melakukan perbuatan zina, karena larangan mendekati zina mencakup larangan terhadap semua perkara yang dapat mengantarkan kepada perbuatan tersebut. Barangsiapa yang mendekati daerah larangan, ia dikhawatirkan akan terjerumus kepadanya, terlebih lagi dalam masalah zina yang kebanyakan hawa nafsu sangat kuat dorongannya untuk melakukan zina.” (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal.457)
إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah dosa yang sangat besar.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/55)
Asy-Syaikh As-Sa’di berkata, “Allah subhanahu wata’ala menyifati perbuatan ini dan mencelanya karena ia (فَاحِشَةً) adalah perbuatan keji.
Maksudnya adalah dosa yang sangat keji ditinjau dari kacamata syariat, akal sehat, dan fitrah manusia yang masih suci. Hal ini dikarenakan (perbuatan zina) mengandung unsur melampaui batas terhadap hak Allah dan melampaui batas terhadap kehormatan wanita, keluarganya dan suaminya. Dan juga pada perbuatan zina mengandung kerusakan moral, tidak jelasnya nasab (keturunan), dan kerusakan-kerusakan yang lainnya yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut.” (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal.457)
وَسَاءَ سَبِيلًا
dan (perbuatan zina itu adalah) suatu jalan yang buruk.
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah mengatakan, ”Dan zina merupakan sejelek-jelek jalan, karena ia adalah jalannya orang-orang yang suka bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, dan melanggar perintah-Nya. Maka jadilah ia sejelek-jelek jalan yang menyeret pelakunya kedalam neraka Jahannam.” (Tafsir Ath-Thabari, 17/438)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah menafsirkan lafazh ayat (yang artinya) ”suatu jalan yang buruk” dengan perkataannya, ”Yaitu jalannya orang-orang yang berani menempuh dosa besar ini.” (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 457)
Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa Allah subhanahu wata’ala mengabarkan tentang akibat perbuatan tersebut. Bahwasannya perbuatan tersebut adalah sejelek-jelek jalan. Karena yang demikian itu dapat mengantarkan kepada kebinasaan, kehinaan, dan kerendahan di dunia serta mengantarkan kepada adzab dan kehinaan di akhirat. (Lihat Al-Jawab Al- Kafi, hal. 206)
Hal-hal yang mengantarkan kepada perbuatan zina
Islam adalah agama rahmatan lil ’alamin. Islam menutup rapat-rapat semua celah yang dapat mengantarkan seorang hamba kepada kejelekan dan kebinasaan. Atas dasar ini, disaat Allah subhanahu wata’ala melarang perbuatan zina, maka Allah subhanahu wata’ala melarang semua perantara yang mengantarkan kepada perbuatan tersebut. Disebutkan dalam kaedah fiqih:
وَسَائِلُ اْلأُمُورِ كَالْمَقَاصِدِ
Perantara-perantara seperti hukum yang dituju.
Zina adalah perbuatan haram, maka semua perantara/wasilah yang dapat mengantarkan kepada zina juga haram hukumnya. Diantara perkara yang dapat mengatarkan seseorang kepada zina adalah:
1.   Memandang wanita yang tidak halal baginya
Penglihatan adalah nikmat Allah subhanahu wata’ala yang sejatinya disyukuri hamba-hambanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): ”Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl: 78). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya. Justru digunakan untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala. Untuk melihat wanita-wanita yang tidak halal baginya. Terlebih di era globalisasi ini dengan segenap kecanggihan teknologi dan informasi, baik dari media cetak maupun elektronik, seperti internet, televisi, handphone, majalah, koran, dan lain sebagainya, yang notabene-nya menyajikan gambar wanita-wanita yang terbuka auratnya. Dengan mudahnya seseorang menikmati gambar-gambar tersebut. Sungguh tak sepantasnya seorang hamba yang beriman kepada Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan hal itu.
Pandangan adalah sebab menuju perbuatan zina. Atas dasar ini, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada para hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): Katakanlah (wahai nabi), kepada laki-laki yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka.” (An-Nur: 30-31)
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan untuk menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Termasuk menjaga kemaluan adalah menjaganya dari: zina, homosex, lesbian, dan agar tidak tersingkap serta terlihat manusia. (Lihat Adhwa’ Al-Bayan, Al-Imam Asy-Syinqithi 6/126)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: ”Ini adalah perintah Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dari apa yang diharamkan. Maka janganlah mereka memandang kecuali kepada apa yang diperbolehkan untuk dipandangnya. Dan agar mereka menjaga pandangannnya dari perkara yang diharamkan. Jika kebetulan pandangannya memandang perkara yang diharamkan tanpa disengaja, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam Shahihnya dari shahabat Jarir bin Abdullah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Aku bertanya kepada baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang pandangan secara tiba-tiba, maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/399)
Manakala perbuatan zina bermula dari pandangan, Allah subhanahu wata’ala menjadikan perintah menahan pandangan lebih dikedepankan ketimbang menjaga kemaluan. Karena semua kejadian bersumber dari pandangan. Sebagaimana api yang besar bermula dari api yang kecil. Bermula dari pandangan, lalu terbetik di dalam hati, kemudian melangkah, akhirnya terjadilah perbuatan zina. (Lihat Al-Jawab Al- Kafi, hal. 207)
2.    Menyentuh wanita yang bukan mahramnya
Menyentuh wanita yang bukan mahram adalah perkara yang di anggap biasa dan lumrah ditengah masarakat kita. Disadari atau tidak, perbuatan tersebut merupakan pintu setan untuk menjerumuskan anak Adam kepada perbuatan fahisyah (keji), seperti zina. Oleh karena itu, Islam melarang yang demikian itu, bahkan mengancamnya dengan ancaman yang keras. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لأَنْ يَطْعَنَ فيِ رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
”Seorang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik ketimbang menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani, no. 16880, 16881)
Dalam hadits ini terdapat ancaman yang keras bagi orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Hadits tersebut juga sebagai dalil tentang haramnya berjabat tangan dengan wanita (yang tidak halal baginya). Dan sungguh kebanyakan kaum muslimin di zaman ini terjerumus dalam masalah ini. (Lihat Ash-Shahihah, no. 1/395)
Dalam hadits lain dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنْ الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَاْلأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Ditetapkan atas anak cucu Adam bagiannya dari zina akan diperoleh hal itu tidak mustahil. Kedua mata zinanya adalah memandang (yang haram). Kedua telinga zinanya adalah mendengarkan (yang haram). Lisan zinanya adalah berbicara (yang haram). Tangan zinanya adalah memegang (yang haram). Kaki zinanya adalah melangkah (kepada yang diharamkan). Sementara hati berkeinginan dan berangan-angan, sedang kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)
3.    Berkhalwat (berduaan) di tempat sepi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan dalam haditsnya yang agung:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
”Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
Betapa banyak orang yang mengabaikan bimbingan yang mulia ini, akhirnya terjadilah apa yang terjadi. Kita berlindung kepada-Nya dari perbuatan tersebut.
Ber-khalwat (berduaan) dengan wanita yang bukan mahramnya adalah haram. Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya kecuali ketiganya adalah setan. Apa dugaan anda jika yang ketiganya adalah setan? Dugaan kita keduanya akan dihadapkan kepada fitnah. Termasuk berkhalwat (yang dilarang) adalah berkhalwat dengan sopir. Yakni jika seseorang mempunyai sopir pribadi, sementara dia mempunyai istri atau anak perempuan, tidak boleh baginya membiarkan istri atau anak perempuannya pergi berduaan bersama si sopir, kecuali jika disertai mahramnya. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin Asy-Syaikh Al-’Utsaimin, 6/369)
4. Berpacaran
Berpacaran adalah suatu hal yang lumrah di kalangan muda-mudi sekarang. Padahal, perbuatan tersebut merupakan suatu perangkap setan untuk menjerumuskan anak cucu Adam ke dalam perbuatan zina.
Dalam perbuatan berpacaran itu sendiri sudah mengandung sekian banyak kemaksiatan, seperti memandang, menyentuh, dan berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya, yang notabene merupakan zina mata, lisan, hati, pendengaran, tangan, dan kaki.
Itulah diantara hal-hal yang dapat mengantarkan anak cucu Adam kepada perbuatan zina. Barangsiapa menjaganya, selamatlah agamanya, insya Allah. Sebaliknya, barangsiapa lalai dan menuruti hawa nafsunya, kebinasaanlah baginya. Kita berlindung kepada Allah  dari kejelekan diri-diri kita. Amin.
Kerusakan yang disebabkan perbuatan zina
Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan zina adalah termasuk kerusakan yang sangat berat. Diantaranya adalah merusak tatanan masyarakat, baik dalam hal nasab (keturunan) maupun penjagaan kehormatan, dan menyebabkan permusuhan diantara sesama manusia.
Al Imam Ahmad rahimahullah berkata: ”Aku tidak mengetahui dosa besar apa lagi yang lebih besar setelah membunuh jiwa selain dari pada dosa zina.” Kemudian beliau v menyebutkan ayat ke-68 sampai ayat ke-70 dari surat Al Furqan. (Lihat Al-Jawab Al-Kafi, hal 207)
Nasehat untuk kaum muslimin
Para pembaca yang kami muliakan, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati seorang hamba, itu semua akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat kelak. Yang pada hari itu anggota badan seorang hamba; tangan, kaki, dan kulit akan menjadi saksi atas apa yang telah mereka perbuat. Manusia adalah tempat kesalahan dan dosa. Semua anak cucu Adam pernah berbuat kesalahan. Sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang paling cepat bertaubat.
Tolak ukur kebaikan seorang hamba bukanlah terletak pada pernah atau tidaknya dia berbuat kemaksiatan. Akan tetapi yang menjadi tolak ukur adalah orang yang segera bertaubat manakala berbuat kemaksiatan, serta tidak terus menerus berada dalam kubangan kemaksiatan.
Segeralah bertaubat, wahai hamba-hamba Allah, sebelum ajal menjemputmu! Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (An-Nisaa’: 17-18)
Wallahu a’lam bishshowab.

Sunday, October 7, 2018

Materi Kelas AP

                    
         


             Pengertian Microsoft Exsel Dan Fungsinya

    pengertian microsoft Exsel adalah sebuah program atau aplikasi yang merupakan
 bagian dari paket instalisasi micsosoft office,berfungsi untuk mengelola data .

Kelebihan Microsoft Exsel
1 Mudah dipelajari untuk penguna pemula
2 Tersedia licensi dalam grosk
3 Digunakan berbagai industri,instansi dan pekerjaan
4 Mendukung visual basic

   Kekurangan Microsoft Exsel
1 Jumlah sel terbatas
2 Akses fungsi tertentu seferti fungsi statistik terbatas

   Fungsi Microsoft Exsel
1 Membuat,mengedit, mengurutkan,menganalisis
   dan mempormat data serta gerafiknya
2 membuat catatan ke uangan dan angaran ke uangan
3 melakukan perhitungan statika
4 Membuat daftar nilai sekolah maupunn universitas
5 Melakukan penelitian dan berbagai metode penelitian
6 Konversi mata uang
7 Membuat grafik persamaan matematika
 
       Rumus Exsel dan Fungsinya  
 MID: Digunakan untuk mengambil karakter tertentu dari sederet karakter
MAX : digunakan untuk mengambil nilai tertinggi dan sekumpulan data
MIN: digunakan untuk mengambil nilai terendah
AVERAGE: di gunakan untuk mengambil nilai Rata-rata
SUM: Digunakan untuk menjumlahkan semua data
UPPER:Membuat semua tex t yang da di sel menjadi huruf besar semua
LOWER: kebalikan dar UPPER
HLOOKUP: digunakan untuk membaca tabel/page secara horezontal
VLOOKUP:digunakan untuk membaca tabel/range secara  horezontal
AND: menghasilkan nilai TURE jika semua argumen
           yang di uji benar
COUNTIF: Digunakan untuk menbhitung cell dalam suatu reng
   
   karena  saya menulis artikel ini saya suka pelajaran Exsel walaupun
exsel rumit dan banyak rumus, tapi saya senang belajar exsel.tai bukan berati
saya tidak suka dengan pelajaran yang lain katena exsel lebih mudah saya cerna dan saya dapat
dan juga di kampung saya mutuh orang yang bisa tentang exsel.

Tuesday, October 2, 2018

Tips Hijrah Untuk Perempuan

Tips Hijrah Untuk Perempuan


Setiap perempuan di dunia ini seburuk apapun masa lalu nya, mereka selalu punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik dan juga memiliki kesempatan untuk menjadi muslimah salehah dengan cara “Hijrah” atau berubah menjadi lebih dekat dengan Allah SWT, salah satu nya adalah dengan menutup aurat dan mengenakan pakaian Syar’I. Namun untuk selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari selalu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Muslimah. setidak nya ada 2 hal penting yang harus kita ketahui dalah proses “Hijrah”. Yang pertama adalah proses yang bisa kita control dalam diri kita yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan ikhtiar kita. Proses kedua adalah proses tidak bisa kita control dan datang nya dari Allah, ia rahasia, ia ghaib dan hanya Allah lah yang Tau, atau biasa kita sebut dengan “Hidayah”. Nah buat kamu yang sedang menjalani proses hijrah gak ada salahnya iho girls kamu ikutin tips berikut ini. Selamat mencoba :
1. Bersihkan Hati
Terkadang hati kita susah tersentuh oleh hidayah Allah, susah tersentuh oleh nilai – nilai kebenaran adalah karna jiwa dan hati kita masih kotor.Kita selalu mencari pembenaran terhadap apa-apa yang menurut kita benar tapi dalam pandangan islam adalah salah. Contoh yang simple adalah ketika kita enggan menggunakan kerudung dengan alasan “ah nanti susah cari kerja, nanti gimana mau makan nya?” atau “Lebih baik mana pake krudung tapi kelakuan buruk, atau ga pake tapi baik?”. Padahal antara lapangan pekerjaan dan menggunakan krudung tidak ada hubungannya sama sekali. Jika binatang yang melata saja rezeki nya di jamin oleh Allah SWT, lalu bagaimana bisa manusia yang diberkahi akal untuk berfikir takut kehilangan rezeki?
2. Niatkan Dengan Ikhlas
“Innama a’malu binniyyah” bahwa segala perkara ini tergantung dengan niat. Dan pastikan Niat kita berhijrah adalah karenaNya, Karena Allah SWT. TMungkin ketika nanti kita memuolai berhijrah aka nada cemoohan, ledekkan, atau bullying terhadap kita. Tapi, terkadang untuk sesuatu hal yang baik kita perlu untuk menjadi si tuli yang baik.
3. Jangan Menunda Hijrah
Kebanyakan wanita yang gagal hijrah adalah mereka yang suka menunda. “Ah nanti aja deh”. Kebiasaan kita adalah demikian karena rasa malas, perlu diketahui bahwa perkataan “sawfa.. sawfaa..”,”nanti aja deh… nanti aja” adalah bagian dari tentara – tentara iblis. Ingatlah nasehat Imam syafi’I “Aku pernah bersama orang – orang sufi. Aku tidaklah mendapat pelajaran darinya dari dua hal, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotong nya, maka ia yang akan memotongmu”
4. Berkumpul Dengan Orang Muslim
Rasulullah bersabda “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka, hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa temannya”(HR.Ahmad dan Tirmidzi) Jika kita memiliki sahabat – sahabat yang selalu membantu kita dalam ketaatan kepada Allah, pegang erat – erat dia, jangan pernah kau lepaskan. Karena, mencari sahabat yang baik itu susah, tetapi melepaskannya itu sangat mudah. Dimana kita bisa mencari sahabat yang baik ? Jangan cari mereka di keramaian tempat – tempat yang menyanyi jingkrak-jingkrak tanpa memerhatikan busana nya yang minim itu. Mereka bisa di cari di tempat – tempat yang Allah selalu memberikan berkah seperti Masjid, Halaqoh, Bilik – bilik rumah tempat mereka bersujud. Memilih teman yang baik selagi muda adalah jalan menuju surga.
5. Bersabar dan Nikmati Prosesnya
Kesabaran adalah sahabat terbaik baggi penuntut ilmu. Sebab, ilmu, takkan didapatkan tanpa kesabaran melalui proses yang panjang. Begitu juga dalam proses berhijrah, menikmati proses merupakan salah satu kunci untuk istiqomahkan hijrahmu.

                                                                                  MA RAWDOTUT TAUFIQ MUARA ENIM                ...